A.
Abtrak
B.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang Permasalahan
Kemajuan
teknologi informasi pada saat ini berkembang seiring dengan kebutuhan yang
menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi.
Oleh karena itu kemajuan teknologi informasi harus terus diupayakan dan
ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Salah satu kemajuan teknologi informasi
di bidang transmisi data pada saat ini yang berkembang selain kabel, fiber
optic ialah penggunaan perangkat tanpa kabel/WIFI (Wirelless Fidelity) dalam
hal ini Wireless LAN, di mana perangkat Wireless LAN memungkinkan
adanya hubungan para pengguna informasi, walaupun pada saat kondisi mobile
(bergerak). Hal ini memberikan kemudahan kepada para pengguna informasi dalam
melakukan aktivitasnya. Salah satu contoh aplikasi dari perangkat Wireless
pada saat ini ialah pengguna Pocket PC/Palm dan handphone celullar.
Komputer
merupakan salah satu alat yang digunakan sebagai pengolah data untuk
menghasilkan informasi, penggunaanya dapat dikalangan pribadi maupun lembaga.
Salah satu kebutuhan terpenting dalam pengolahan data adalah proses perpindahan
data dari suatu sistem (komputer) ke sistem lain menggunakan media
transmisi atau media penghubung, hal ini dapat dilakukan apabila sistem
tersebut sudah saling terhubung antara satu dengan yang lainnya (jaringan
komputer/ komputer networking).
Wireless merupakan
media transmisi berbentuk tanpa kabel (tidak dapat dilihat dengan kasat mata),
salah satu kelebihannya adalah dari segi jangkauan atau pengiriman data yang
sangat luas serta tidak dituntut dengan susunan kabel yang sangat memusingkan.
Teknologi wireless sudah dapat diterapkan diberbagai tempat baik itu
dirumahan, mall, tempat rekreasi, rumah sakit, bandara, perkantoran, tempat
pelatihan atau lembaga pendidikan dengan syarat memiliki hubungan dengan alat
yang terhubung dengan jaringan komputer.
Manajemen
frekuensi signal radio adalah proses
penggambaran signal frekuensi dalam jaringan Wireless pada suatu
area tertentu. Terkadang kita merasakan ketika terkoneksi ke internet melalui
jaringan WLAN, sering terputus tiba-tiba. Hal ini dapat diakibatkan oleh karena
sinyal WLAN berbeda yang dipancarkan di lokasi yang sama berada pada kanal yang
sama, sehingga mengakibatkan sinyal tersebut saling mengganggu. Untuk itu perlu
adanya pengembangan lebih lanjut tentang pengalokasian kanal sinyal WLAN yang
berada di tempat yang sama.
Salah satu software
untuk memetakan frekuensi signal radio yaitu dengan menggunakan Software
Network Stumbler. Dengan software ini bisa didapatkan hasil
frekuensi signal yang akan dipetakan. Kita tahu bahwa dengan perkembangan era
WiFi (Wireless Frequency) alias nirkabel saat ini juga membuat
pertumbuhan jumlah Access Point (AP) semakin banyak. Hanya saja, kalau
hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi dengan tool Wireless
Network Connection dari Windows) kita tidak akan mampu untuk mendeteksi AP
yang mungkin sinyalnya lemah untuk memetakannya, ataupun misalnya untuk
mendeteksi interference, dan juga mendeteksi serangan dari sinyal -
sinyal wireless pada AP yang kita kontrol.
Salah satu tool
yang mungkin bisa dikatakan salah satu yang terbaik saat ini dalam hal
mengatasi kendala - kendala tersebut adalah NetStumbler. Proses manajemen
frekuensi signal radio/Acces Point ini akan di terapkan di Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Padang. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam manajemen
frekuensi signal radio pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang ini
adalah untuk mengetahui tempat dan letak di mana acsess point sebagai
perangkat WIFI itu harus dipasang sehingga mendapat Salah satu software
untuk memetakan frekuensi signal radio yaitu dengan menggunakan Software
Network Stumbler. Dengan software ini bisa didapatkan hasil
frekuensi signal yang akan dipetakan. Kita semua tahu bahwa dengan perkembangan
era WiFi (Wireless Frequency) alias nirkabel saat ini juga membuat
pertumbuhan jumlah Access Point (AP) semakin banyak. Hanya saja, kalau
hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi dengan tool Wireless
Network Connection dari Windows) kita tidak akan mampu untuk mendeteksi AP
yang mungkin sinyalnya lemah untuk memetakannya, ataupun misalnya untuk
mendeteksi interference, dan juga mendeteksi serangan dari sinyal -
sinyal wireless pada AP yang kita kontrol.
Salah satu tool
yang terbaik saat ini dalam hal mengatsi kendala-kendala tersebut adalah NetStumbler. Proses pemetaan frekuensi snyal radio access point ini akan diterapkan di
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. Adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam pemetaan frekuensi
sinyal radio pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri padang ini adalah
untuk mengetahui tempat dan letak dimana access point sebagai perangkat wiifi
itu harus dipasang sehingga mendapatkan frekuensi signal yang baik dan
sempurna, sehingga setiap client atau perangkat yang akan berkomunikasi
dapat terhubung dalam jangkauan radio/Access Point ini. Dari latar
belakang masalah di atas maka Peneliti tertarik untuk mengangkat ke dalam
penelitian dengan judul “ Manajemen Frekuensi
Kanal Jaringan Wireless menggunakan Network Stumbler Pada Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang”.
2. Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan diatas maka dapat ditarik perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Bagaimana manajemen
frekuensi kanal jaringan Wireless di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Padang?”.
3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.
Tujuan
Adapun tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
frekuensi, kekuatan sinyal beserta gangguannya, pada suatu titik tertentu, serta mengetahui manajemen
frekuensi kanal yang dipakai oleh jaringan wireless
di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
b. Manfaat
Penelitian ini
diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
-
Untuk mengetahui manajemen device dan
kekuatan frekuensi radio WLAN di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Padang.
-
Untuk mengetahui kanal yang dipakai oleh
device wireless tertentu.
-
Diharapkan penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi peneliti atau pembaca lain dalam
pengembangan jaringan wireless umumnya.
4. Ruang
Lingkup Penelitian
Dalam penulisan
penelitan ini ruang lingkup penelitian yang dibahas hanya dibatasi pada manajemen
frekuensi kanal pada device WLAN di Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Padang.
C. Metode dan Bahan
Pada
penelitian kali ini, penulis akan melakukan pengecekan kekuatan sinyal dan manajemen
kanal pada device wireless di
lingkungan Fakultan Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
NetStumbler
NetStumbler
merupakan tool yang komplit
yand dapat berfungsi untuk mendeteksi sinyal
wireless yang berada dalam jangkauan
device wireless kita, bahkan
bisa menangkap sinyal yang lebih jauh dari pada yang dapat ditangkap oleh device wireless standar. Kita
semua tahu bahwa
dengan perkembangan era
WiFi (Wireless Frequency)
alias nirkabel saat
ini juga membuat pertumbuhan
jumlah Access Point
(AP) semakin banyak. Hanya saja,
kalau hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi dengan tool Wireless
Network Connection dari Windows) kita tidak akan mampu untuk mendeteksi AP yang mungkin sinyalnya lemah,
ataupun misalnya untuk
mendeteksi interference, dan juga
mendeteksi serangan dari sinyal
- sinyal wireless pada AP yang kita kontrol. Salah satu
tool yang mungkin bisa dikatakan salah satu yang
terbaik saat ini dalam hal
mengatasi kendala - kendala
tersebut adalah NetStumbler
Data
yang akan dilihat berdasarkan software
yang digunakan adalah :
1.
MAC Adress
MAC Address (Media Access Control Address) adalah
sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI, yang
merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan
berbasis Ethernet,
MAC address merupakan alamat yang unik yang memiliki panjang 48-bit (6 byte)
yang mengidentifikasikan sebuah komputer, interface dalam sebuah router, atau
node lainnya dalam jaringan. MAC Address juga sering disebut sebagai Ethernet address, physical address, atau hardware address.
MAC
Address mengizinkan perangkat-perangkat dalam jaringan agar dapat berkomunikasi
antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, dalam sebuah jaringan berbasis
teknologi Ethernet,
setiap header dalam frame Ethernet mengandung informasi mengenai MAC address
dari komputer sumber (source) dan MAC address dari komputer tujuan (destination).
Beberapa perangkat, seperti halnya bridge dan switch Layer-2
akan melihat pada informasi MAC address dari komputer sumber dari setiap frame
yang ia terima dan menggunakan informasi MAC address ini untuk membuat
"tabel routing" internal secara dinamis. Perangkat-perangkat tersebut
pun kemudian menggunakan tabel yang baru dibuat itu untuk meneruskan frame yang
ia terima ke sebuah port atau segmen jaringan tertentu di mana komputer atau
node yang memiliki MAC address tujuan berada.
Dalam
sebuah komputer, MAC address ditetapkan ke sebuah kartu jaringan (network interface card/NIC)
yang digunakan untuk menghubungkan komputer yang bersangkutan ke jaringan. MAC
Address umumnya tidak dapat diubah karena telah dimasukkan ke dalam ROM.
Beberapa kartu jaringan menyediakan utilitas yang mengizinkan pengguna untuk
mengubah MAC address, meski hal ini kurang disarankan. Jika dalam sebuah
jaringan terdapat dua kartu jaringan yang memiliki MAC address yang sama, maka
akan terjadi konflik alamat dan komputer pun tidak dapat saling berkomunikasi
antara satu dengan lainnya. Beberapa kartu jaringan, seperti halnya kartu Token
Ring mengharuskan pengguna untuk mengatur MAC address (tidak dimasukkan ke
dalam ROM), sebelum dapat digunakan.
MAC
address memang harus unik, dan untuk itulah, Institute of Electrical and Electronics
Engineers (IEEE) mengalokasikan blok-blok dalam MAC
address. 24 bit pertama dari MAC address merepresentasikan siapa pembuat kartu
tersebut, dan 24 bit sisanya merepresentasikan nomor kartu tersebut. Setiap
kelompok 24 bit tersebut dapat direpresentasikan dengan menggunakan enam digit
bilangan heksadesimal, sehingga menjadikan total 12 digit
bilangan heksadesimal yang merepresentasikan keseluruhan MAC address. Berikut
merupakan tabel beberapa pembuat kartu jaringan populer dan nomor identifikasi
dalam MAC Address.
2.
SSID
Service set idenfifier adalah tempat
mengisikan nama dari access point yang akan disetting. apabila klien komputer
sedang mengakses kita, misalnya dengan menggunakan super scan, maka nama yang
akan timbul adalah nama SSID yang diisikan tersebut. Biasanya, SSID untuk tiap
Wireless Access Point adalah berbeda. untuk keamanan jaringan wireless card
tidak bisa mendeteksi keberadaan jaringan wireless tersebut, dan tentunya
mengurangi risiko di-hack oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3.
Channel
Channel:Suatu
jalur komunikasi sinyal atau secara elektronik untuk pengiriman informasinya.
Macam2 channel:
Channel
adapter à
Suatu alat yang memungkinkan sebuah hardware menggunakan dua jenis kanal.
Channel
capacityà
Daya tampung yang dapat ditangani oleh suatu channel.
Channel attachedà Sambungan ke perangkat secara langsung dari kanal data ke sebuah komputer:computer.
Channel attachedà Sambungan ke perangkat secara langsung dari kanal data ke sebuah komputer:computer.
4.
Speed
Merupakan kecepatan
transfer data pada jaringan Wireless
tersebut.
5.
Vendor
Merupakan
penentuan user yang boleh menggunakan wireless tersebut, apakah bias digunakan
oleh umum atau tidak.
6.
Type
Menunjukkan type
koneksi jaringan yang terdeteksi.
7.
Encryption
Enkripsi
ialah proses mengamankan suatu informasi dengan membuat informasi tersebut
tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus. Enkripsi telah digunakan
untuk mengamankan komunikasi di berbagai negara, namun, hanya
organisasi-organisasi tertentu dan individu yang memiliki kepentingan yang
sangat mendesak akan kerahasiaan yang menggunakan enkripsi. Di pertengahan
tahun 1970an enkripsi kuat dimanfaatkan untuk pengamanan oleh sekretariat agen
pemerintah Amerika Serikat pada domain publik, dan saat ini enkripsi telah
digunakan pada sistem secara luas, seperti Internet, e-commerce, jaringan
telepon bergerak dan ATM pada bank. Enkripsi dapat digunakan untuk tujuan
keamanan, tetapi teknik lain masih diperlukan untuk membuat komunikasi yang
aman, terutama untuk memastikan integrasi dan autentikasi dari sebuah pesan.
8.
SNR
Signal-To-Noise
Ratio (SNR) Signal-to-noise ratio adalah merupakan perbandingan antara daya
sinyal dan daya noise.
9.
Signal+
Untuk menyalurkan data
dari satu tempat ke tempat lain, data akan diubah menjadi sebuah bentuk sinyal.
Sinyal adalah suatu isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan.
10.
Noise-
Menunjukkan
gangguan-gangguan yang mempengaruhi sinyal yang dipancarkan.
11.
SNR+
12.
IP Address
Alamat IP
(Internet Protocol Address atau sering disingkat IP)
adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai
alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet.
Panjang dari angka ini adalah 32-bit
(untuk IPv4
atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6
atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer
tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Internet Assigned Numbers Authority
(IANA)
yang mengelola alokasi alamat IP global. IANA
bekerja bekerja. Internet Protocol (IP)
address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang
berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi
antara node-nya.
Walaupun
alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar
memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4),
dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6).
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan,
alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi
dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang
digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam
notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Sistem
pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
-
IP versi 4 (IPv4)
-
IP versi 6 (IPv6)
13.
Subnet
Subnetting adalah suatu
metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telahanda
miliki. Contoh kasus diperiukannya subnetting: Sebuah perusahaan memperoleh IP
address network kelas C 192.168.0.0. Dengan IP network tersebut maka akan
didapatkan sebanyak 254 (28-2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada
komputer yang terkoneksi ke jaringan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana
mengelola jaringan dengan jumlah komputer lebih dari 254 tersebut. Tentu tidak
mungkin jika anda harus menempatkan komputer sebanyak itu dalam satu lokasi.
Jika anda hanya menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP
address yang tidak akan terpakai. Untuk mensiasati jumlah IP address yang tidak
terpakai tersebut dengan jalan membagi IP network menjadi beberapa network yang
lebih kecil yang disebut subnet.
14.
Latitude
15.
Longitude
16.
First Seen
17.
Last Seen
18.
Signal
19.
Noise
20.
Flags
21.
Beacon Interval
22.
Distance
D. Hasil
Pada
pembahasan ini penlis akan menampilkan data yang diperoleh dengan menggunakan software NetStumbler yang digunakan
untuk mendeteksi besar frekuensi, kekuatan sinyal beserta gangguannya, pada suatu titik tertentu, serta mengetahui manajemen
frekuensi kanal yang dipakai oleh jaringan wireless
di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
Berikut
ini adalah tampilan yang menunjukkan hasil scanning
dari software NetStumbler, yatu
menampilkan data yang dibutuhkan untuk mengetahui besar frekuensi, kekuatan
sinyal beserta gangguannya, pada suatu
titik tertentu, serta mengetahui manajemen frekuensi kanal yang dipakai oleh
jaringan wireless di Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Padang:
E. Pembahasan
Dari data yang dsajikan
di bagian hasil, terlihat tampilan data-data access point yang terdeteksi oleh NetStumbler.
1.
MAC Adress
Pada kolom ini
ditampilkan data yang memuat MAC Address yang dimiliki oleh access point. Dan
juga terlihat tanda lingkaran, yang terdiri dari lingkaran kosong, berwarna
hijau, atau lingkaran yang berisikan tanda gembok.
Jika lingkaran pada kolom MAC tersebut kosong, artinya access point tersebut
tidak menyediakan koneksi bagi computer yang berada pada titik tersebut, hal
ini bisa diakibatkan karena jarak access point dengan titik computer itu berada
jauh (tidak dalam jangkauannya atau terhalang benda padat yang tidak bias
ditembus oleh sinyal). Jika terlihat lingkaran dengan warna hjau penuh, maka
itu artinya sinyal pada access point tersebut kuat/bagus dan menyediakan
layanan untuk koneksi ke internet. Jika access point tersebut ada tanda gembok, artinya untuk terkoneksi dengan
access point tersebut butuh autentikasi.
2.
SSID
Pada kolom ini ditunjukkan nama
access pointnya. Misalnya seperti terlihat pada gambar, ada access point yang
bernama Hotspot-fe-area-kiri, labor fis, dll.
3.
Channel
Kolom
ini menunjukkan kanal yang digunakan oleh sinyal wireless yang terdeteksi. Sinyal
yang berada pada frekuensi kanal yang sama memungkinkan terjadinya noise karena
sinyal yang terpancar saling tumpang tindih.
4.
Speed
Kolom ini menunjukkan
kecepatan transfer data yang disediakan pada access point tersebut.
5.
Vendor
Merupakan
penentuan user yang boleh menggunakan wireless tersebut, apakah bias digunakan
oleh umum atau tidak.
6.
Signal+
Menunjukkan kekuatan
sinyal pada accesspoint tersebut. Kekuatan sinyal terkuat adalah 0dB. Dari
hasil di atas, sinyal terkuat adalah sinyal yang dipancarkan oleh accesspoint
dengan nama hotspot-fis-area-kiri.
7.
Noise-
Menunjukkan
gangguan-gangguan yang mempengaruhi sinyal yang dipancarkan.
F.
Kesimpulan
Manajemen
frekuensi signal radio adalah proses
penggambaran signal frekuensi dalam jaringan Wireless pada suatu
area tertentu. Salah satu software untuk memetakan frekuensi signal
radio yaitu dengan menggunakan Software Network Stumbler. Dengan software
ini bisa didapatkan hasil frekuensi signal yang akan dipetakan. Kita semua
tahu bahwa dengan perkembangan era WiFi (Wireless Frequency) alias
nirkabel saat ini juga membuat pertumbuhan jumlah Access Point (AP) semakin
banyak. Hanya saja, kalau hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi
dengan tool Wireless Network Connection dari Windows) kita tidak akan
mampu untuk mendeteksi AP yang mungkin sinyalnya lemah untuk memetakannya,
ataupun misalnya untuk mendeteksi interference, dan juga mendeteksi
serangan dari sinyal - sinyal wireless pada AP yang kita kontrol.
Adapun tujuan
yang hendak dicapai dalam manajemen frekuensi signal radio pada Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang ini adalah untuk mengetahui tempat dan letak di mana acsess
point sebagai perangkat WIFI itu harus dipasang sehingga mendapat Salah
satu software untuk memetakan frekuensi signal radio yaitu dengan
menggunakan Software Network Stumbler. Dengan software ini bisa didapatkan
hasil frekuensi signal yang akan dipetakan. Kita semua tahu bahwa dengan
perkembangan era WiFi (Wireless Frequency) alias nirkabel saat ini juga
membuat pertumbuhan jumlah Access Point (AP) semakin banyak. Hanya saja,
kalau hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi dengan tool
Wireless Network Connection dari Windows) kita tidak akan mampu untuk
mendeteksi AP yang mungkin sinyalnya lemah untuk memetakannya, ataupun misalnya
untuk mendeteksi interference, dan juga mendeteksi serangan dari sinyal
- sinyal wireless pada AP yang kita kontrol.
ka frekuensi
signal yang baik dan sempurna, sehingga setiap client atau perangkat
yang akan berkomunikasi dapat terhubung dalam jangkauan radio/Access Point ini.
G.
Daftar
Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/MAC_address.
diakses pada tanggal 12 Mey 2012
http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/pengertian-signal-to-ratio-snr.html.
diakses pada tanggal 12 Mey 2012
http://belitong.wordpress.com/2011/03/21/upstream-snr-downstream-snr/.
diakses pada tanggal 12 Mey 2012
http://gap.web.id/2011/03/pengertian-ip-address/.
diakses pada tanggal 12 Mey 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar