Senin, 25 Juni 2012

Manajemen Frekuensi Kanal Jaringan Wireless menggunakan Network Stumbler Pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang



 
A.    Abtrak

B.     Pendahuluan
1.      Latar Belakang Permasalahan
Kemajuan teknologi informasi pada saat ini berkembang seiring dengan kebutuhan yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi. Oleh karena itu kemajuan teknologi informasi harus terus diupayakan dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Salah satu kemajuan teknologi informasi di bidang transmisi data pada saat ini yang berkembang selain kabel, fiber optic ialah penggunaan perangkat tanpa kabel/WIFI (Wirelless Fidelity) dalam hal ini Wireless LAN, di mana perangkat Wireless LAN memungkinkan adanya hubungan para pengguna informasi, walaupun pada saat kondisi mobile (bergerak). Hal ini memberikan kemudahan kepada para pengguna informasi dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu contoh aplikasi dari perangkat Wireless pada saat ini ialah pengguna Pocket PC/Palm dan handphone celullar.
Komputer merupakan salah satu alat yang digunakan sebagai pengolah data untuk menghasilkan informasi, penggunaanya dapat dikalangan pribadi maupun lembaga. Salah satu kebutuhan terpenting dalam pengolahan data adalah proses perpindahan data dari suatu sistem (komputer) ke sistem lain menggunakan media transmisi atau media penghubung, hal ini dapat dilakukan apabila sistem tersebut sudah saling terhubung antara satu dengan yang lainnya (jaringan komputer/ komputer networking).
Wireless merupakan media transmisi berbentuk tanpa kabel (tidak dapat dilihat dengan kasat mata), salah satu kelebihannya adalah dari segi jangkauan atau pengiriman data yang sangat luas serta tidak dituntut dengan susunan kabel yang sangat memusingkan. Teknologi wireless sudah dapat diterapkan diberbagai tempat baik itu dirumahan, mall, tempat rekreasi, rumah sakit, bandara, perkantoran, tempat pelatihan atau lembaga pendidikan dengan syarat memiliki hubungan dengan alat yang terhubung dengan jaringan komputer.
Manajemen frekuensi signal radio adalah proses  penggambaran signal frekuensi dalam jaringan Wireless pada suatu area tertentu. Terkadang kita merasakan ketika terkoneksi ke internet melalui jaringan WLAN, sering terputus tiba-tiba. Hal ini dapat diakibatkan oleh karena sinyal WLAN berbeda yang dipancarkan di lokasi yang sama berada pada kanal yang sama, sehingga mengakibatkan sinyal tersebut saling mengganggu. Untuk itu perlu adanya pengembangan lebih lanjut tentang pengalokasian kanal sinyal WLAN yang berada di tempat yang sama.
Salah satu software untuk memetakan frekuensi signal radio yaitu dengan menggunakan Software Network Stumbler. Dengan software ini bisa didapatkan hasil frekuensi signal yang akan dipetakan. Kita tahu bahwa dengan perkembangan era WiFi (Wireless Frequency) alias nirkabel saat ini juga membuat pertumbuhan jumlah Access Point (AP) semakin banyak. Hanya saja, kalau hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi dengan tool Wireless Network Connection dari Windows) kita tidak akan mampu untuk mendeteksi AP yang mungkin sinyalnya lemah untuk memetakannya, ataupun misalnya untuk mendeteksi interference, dan juga mendeteksi serangan dari sinyal - sinyal wireless pada AP yang kita kontrol.
Salah satu tool yang mungkin bisa dikatakan salah satu yang terbaik saat ini dalam hal mengatasi kendala - kendala tersebut adalah NetStumbler. Proses manajemen frekuensi signal radio/Acces Point ini akan di terapkan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam manajemen frekuensi signal radio pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang ini adalah untuk mengetahui tempat dan letak di mana acsess point sebagai perangkat WIFI itu harus dipasang sehingga mendapat Salah satu software untuk memetakan frekuensi signal radio yaitu dengan menggunakan Software Network Stumbler. Dengan software ini bisa didapatkan hasil frekuensi signal yang akan dipetakan. Kita semua tahu bahwa dengan perkembangan era WiFi (Wireless Frequency) alias nirkabel saat ini juga membuat pertumbuhan jumlah Access Point (AP) semakin banyak. Hanya saja, kalau hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi dengan tool Wireless Network Connection dari Windows) kita tidak akan mampu untuk mendeteksi AP yang mungkin sinyalnya lemah untuk memetakannya, ataupun misalnya untuk mendeteksi interference, dan juga mendeteksi serangan dari sinyal - sinyal wireless pada AP yang kita kontrol.
Salah satu tool yang terbaik saat ini dalam hal mengatsi kendala-kendala tersebut adalah NetStumbler. Proses pemetaan frekuensi snyal radio access point ini akan diterapkan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pemetaan frekuensi sinyal radio pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri padang ini adalah untuk mengetahui tempat dan letak dimana access point sebagai perangkat wiifi itu harus dipasang sehingga mendapatkan frekuensi signal yang baik dan sempurna, sehingga setiap client atau perangkat yang akan berkomunikasi dapat terhubung dalam jangkauan radio/Access Point ini. Dari latar belakang masalah di atas maka Peneliti tertarik untuk mengangkat ke dalam penelitian dengan judul  Manajemen Frekuensi Kanal Jaringan Wireless menggunakan  Network Stumbler Pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.

2.      Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat ditarik perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana manajemen  frekuensi kanal jaringan Wireless  di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang?”.

3.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.      Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar frekuensi, kekuatan sinyal beserta gangguannya,  pada suatu titik tertentu, serta mengetahui manajemen frekuensi kanal yang dipakai oleh jaringan wireless di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
b.      Manfaat
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
-          Untuk mengetahui manajemen device dan kekuatan frekuensi radio WLAN di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
-          Untuk mengetahui kanal yang dipakai oleh device wireless tertentu.
-          Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi peneliti atau pembaca lain dalam pengembangan jaringan wireless umumnya.

4.      Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penulisan penelitan ini ruang lingkup penelitian yang dibahas hanya dibatasi pada manajemen frekuensi kanal pada device WLAN di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.

C.    Metode dan Bahan
Pada penelitian kali ini, penulis akan melakukan pengecekan kekuatan sinyal dan manajemen kanal pada device wireless di lingkungan Fakultan Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
NetStumbler
NetStumbler merupakan  tool  yang komplit  yand dapat  berfungsi  untuk  mendeteksi  sinyal  wireless  yang berada dalam  jangkauan  device  wireless  kita,  bahkan bisa menangkap sinyal yang lebih jauh dari pada yang dapat ditangkap  oleh device wireless standar.  Kita   semua   tahu   bahwa   dengan   perkembangan   era  WiFi   (Wireless  Frequency)  alias  nirkabel   saat   ini   juga membuat  pertumbuhan  jumlah  Access  Point  (AP)  semakin banyak.  Hanya saja,  kalau hanya mengandalkan tool yang  standar (terlebih lagi dengan tool Wireless Network Connection dari Windows)  kita  tidak akan mampu untuk mendeteksi  AP yang mungkin sinyalnya  lemah,   ataupun misalnya untuk mendeteksi  interference, dan juga mendeteksi serangan  dari  sinyal   -  sinyal  wireless pada AP yang kita kontrol.  Salah satu  tool  yang  mungkin bisa dikatakan salah  satu yang  terbaik saat   ini  dalam hal  mengatasi  kendala - kendala tersebut adalah NetStumbler

Data yang akan dilihat berdasarkan software yang digunakan adalah :
1.      MAC Adress
MAC Address (Media Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI, yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan berbasis Ethernet, MAC address merupakan alamat yang unik yang memiliki panjang 48-bit (6 byte) yang mengidentifikasikan sebuah komputer, interface dalam sebuah router, atau node lainnya dalam jaringan. MAC Address juga sering disebut sebagai Ethernet address, physical address, atau hardware address.
MAC Address mengizinkan perangkat-perangkat dalam jaringan agar dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, dalam sebuah jaringan berbasis teknologi Ethernet, setiap header dalam frame Ethernet mengandung informasi mengenai MAC address dari komputer sumber (source) dan MAC address dari komputer tujuan (destination). Beberapa perangkat, seperti halnya bridge dan switch Layer-2 akan melihat pada informasi MAC address dari komputer sumber dari setiap frame yang ia terima dan menggunakan informasi MAC address ini untuk membuat "tabel routing" internal secara dinamis. Perangkat-perangkat tersebut pun kemudian menggunakan tabel yang baru dibuat itu untuk meneruskan frame yang ia terima ke sebuah port atau segmen jaringan tertentu di mana komputer atau node yang memiliki MAC address tujuan berada.
Dalam sebuah komputer, MAC address ditetapkan ke sebuah kartu jaringan (network interface card/NIC) yang digunakan untuk menghubungkan komputer yang bersangkutan ke jaringan. MAC Address umumnya tidak dapat diubah karena telah dimasukkan ke dalam ROM. Beberapa kartu jaringan menyediakan utilitas yang mengizinkan pengguna untuk mengubah MAC address, meski hal ini kurang disarankan. Jika dalam sebuah jaringan terdapat dua kartu jaringan yang memiliki MAC address yang sama, maka akan terjadi konflik alamat dan komputer pun tidak dapat saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Beberapa kartu jaringan, seperti halnya kartu Token Ring mengharuskan pengguna untuk mengatur MAC address (tidak dimasukkan ke dalam ROM), sebelum dapat digunakan.
MAC address memang harus unik, dan untuk itulah, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) mengalokasikan blok-blok dalam MAC address. 24 bit pertama dari MAC address merepresentasikan siapa pembuat kartu tersebut, dan 24 bit sisanya merepresentasikan nomor kartu tersebut. Setiap kelompok 24 bit tersebut dapat direpresentasikan dengan menggunakan enam digit bilangan heksadesimal, sehingga menjadikan total 12 digit bilangan heksadesimal yang merepresentasikan keseluruhan MAC address. Berikut merupakan tabel beberapa pembuat kartu jaringan populer dan nomor identifikasi dalam MAC Address.
2.      SSID
Service set idenfifier adalah tempat mengisikan nama dari access point yang akan disetting. apabila klien komputer sedang mengakses kita, misalnya dengan menggunakan super scan, maka nama yang akan timbul adalah nama SSID yang diisikan tersebut. Biasanya, SSID untuk tiap Wireless Access Point adalah berbeda. untuk keamanan jaringan wireless card tidak bisa mendeteksi keberadaan jaringan wireless tersebut, dan tentunya mengurangi risiko di-hack oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.


3.      Channel
Channel:Suatu jalur komunikasi sinyal atau secara elektronik untuk pengiriman informasinya.
Macam2 channel:
Channel adapter à Suatu alat yang memungkinkan sebuah hardware menggunakan dua jenis kanal.
Channel capacityà Daya tampung yang dapat ditangani oleh suatu channel.
Channel attached
à  Sambungan ke perangkat secara langsung dari kanal data ke sebuah komputer:computer.
4.      Speed
Merupakan kecepatan transfer data pada jaringan Wireless tersebut.
5.      Vendor
Merupakan penentuan user yang boleh menggunakan wireless tersebut, apakah bias digunakan oleh umum atau tidak.
6.      Type
Menunjukkan type koneksi jaringan yang terdeteksi.
7.      Encryption
Enkripsi ialah proses mengamankan suatu informasi dengan membuat informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus. Enkripsi telah digunakan untuk mengamankan komunikasi di berbagai negara, namun, hanya organisasi-organisasi tertentu dan individu yang memiliki kepentingan yang sangat mendesak akan kerahasiaan yang menggunakan enkripsi. Di pertengahan tahun 1970an enkripsi kuat dimanfaatkan untuk pengamanan oleh sekretariat agen pemerintah Amerika Serikat pada domain publik, dan saat ini enkripsi telah digunakan pada sistem secara luas, seperti Internet, e-commerce, jaringan telepon bergerak dan ATM pada bank. Enkripsi dapat digunakan untuk tujuan keamanan, tetapi teknik lain masih diperlukan untuk membuat komunikasi yang aman, terutama untuk memastikan integrasi dan autentikasi dari sebuah pesan.
8.      SNR
Signal-To-Noise Ratio (SNR) Signal-to-noise ratio adalah merupakan perbandingan antara daya sinyal dan daya noise.

9.      Signal+
Untuk menyalurkan data dari satu tempat ke tempat lain, data akan diubah menjadi sebuah bentuk sinyal. Sinyal adalah suatu isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan.
10.  Noise-
Menunjukkan gangguan-gangguan yang mempengaruhi sinyal yang dipancarkan.
11.  SNR+
12.  IP Address
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global. IANA bekerja bekerja. Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya.
Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
-          IP versi 4 (IPv4)
-          IP versi 6 (IPv6)
13.  Subnet
Subnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telahanda miliki. Contoh kasus diperiukannya subnetting: Sebuah perusahaan memperoleh IP address network kelas C 192.168.0.0. Dengan IP network tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254 (28-2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang terkoneksi ke jaringan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola jaringan dengan jumlah komputer lebih dari 254 tersebut. Tentu tidak mungkin jika anda harus menempatkan komputer sebanyak itu dalam satu lokasi. Jika anda hanya menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP address yang tidak akan terpakai. Untuk mensiasati jumlah IP address yang tidak terpakai tersebut dengan jalan membagi IP network menjadi beberapa network yang lebih kecil yang disebut subnet.
14.  Latitude
15.  Longitude
16.  First Seen
17.  Last Seen
18.  Signal
19.  Noise
20.  Flags
21.  Beacon Interval
22.  Distance

D.    Hasil
Pada pembahasan ini penlis akan menampilkan data yang diperoleh dengan menggunakan software NetStumbler yang digunakan untuk mendeteksi besar frekuensi, kekuatan sinyal beserta gangguannya,  pada suatu titik tertentu, serta mengetahui manajemen frekuensi kanal yang dipakai oleh jaringan wireless di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
Berikut ini adalah tampilan yang menunjukkan hasil scanning dari software NetStumbler, yatu menampilkan data yang dibutuhkan untuk mengetahui besar frekuensi, kekuatan sinyal beserta gangguannya,  pada suatu titik tertentu, serta mengetahui manajemen frekuensi kanal yang dipakai oleh jaringan wireless di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang:



E.     Pembahasan
Dari data yang dsajikan di bagian hasil, terlihat tampilan data-data access point yang terdeteksi oleh NetStumbler.
1.      MAC Adress
Pada kolom ini ditampilkan data yang memuat MAC Address yang dimiliki oleh access point. Dan juga terlihat tanda lingkaran, yang terdiri dari lingkaran kosong, berwarna hijau, atau lingkaran yang berisikan tanda gembok. Jika lingkaran pada kolom MAC tersebut kosong, artinya access point tersebut tidak menyediakan koneksi bagi computer yang berada pada titik tersebut, hal ini bisa diakibatkan karena jarak access point dengan titik computer itu berada jauh (tidak dalam jangkauannya atau terhalang benda padat yang tidak bias ditembus oleh sinyal). Jika terlihat lingkaran dengan warna hjau penuh, maka itu artinya sinyal pada access point tersebut kuat/bagus dan menyediakan layanan untuk koneksi ke internet. Jika access point tersebut ada tanda gembok, artinya untuk terkoneksi dengan access point tersebut butuh autentikasi.



2.      SSID
Pada kolom ini ditunjukkan nama access pointnya. Misalnya seperti terlihat pada gambar, ada access point yang bernama Hotspot-fe-area-kiri, labor fis, dll.

3.      Channel
Kolom ini menunjukkan kanal yang digunakan oleh sinyal wireless yang terdeteksi. Sinyal yang berada pada frekuensi kanal yang sama memungkinkan terjadinya noise karena sinyal yang terpancar saling tumpang tindih.
4.      Speed
Kolom ini menunjukkan kecepatan transfer data yang disediakan pada access point tersebut.
5.      Vendor
Merupakan penentuan user yang boleh menggunakan wireless tersebut, apakah bias digunakan oleh umum atau tidak.
6.      Signal+
Menunjukkan kekuatan sinyal pada accesspoint tersebut. Kekuatan sinyal terkuat adalah 0dB. Dari hasil di atas, sinyal terkuat adalah sinyal yang dipancarkan oleh accesspoint dengan nama hotspot-fis-area-kiri.
7.      Noise-
Menunjukkan gangguan-gangguan yang mempengaruhi sinyal yang dipancarkan.

F.     Kesimpulan
Manajemen frekuensi signal radio adalah proses  penggambaran signal frekuensi dalam jaringan Wireless pada suatu area tertentu. Salah satu software untuk memetakan frekuensi signal radio yaitu dengan menggunakan Software Network Stumbler. Dengan software ini bisa didapatkan hasil frekuensi signal yang akan dipetakan. Kita semua tahu bahwa dengan perkembangan era WiFi (Wireless Frequency) alias nirkabel saat ini juga membuat pertumbuhan jumlah Access Point (AP) semakin banyak. Hanya saja, kalau hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi dengan tool Wireless Network Connection dari Windows) kita tidak akan mampu untuk mendeteksi AP yang mungkin sinyalnya lemah untuk memetakannya, ataupun misalnya untuk mendeteksi interference, dan juga mendeteksi serangan dari sinyal - sinyal wireless pada AP yang kita kontrol.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam manajemen frekuensi signal radio pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang ini adalah untuk mengetahui tempat dan letak di mana acsess point sebagai perangkat WIFI itu harus dipasang sehingga mendapat Salah satu software untuk memetakan frekuensi signal radio yaitu dengan menggunakan Software Network Stumbler. Dengan software ini bisa didapatkan hasil frekuensi signal yang akan dipetakan. Kita semua tahu bahwa dengan perkembangan era WiFi (Wireless Frequency) alias nirkabel saat ini juga membuat pertumbuhan jumlah Access Point (AP) semakin banyak. Hanya saja, kalau hanya mengandalkan tool yang standar (terlebih lagi dengan tool Wireless Network Connection dari Windows) kita tidak akan mampu untuk mendeteksi AP yang mungkin sinyalnya lemah untuk memetakannya, ataupun misalnya untuk mendeteksi interference, dan juga mendeteksi serangan dari sinyal - sinyal wireless pada AP yang kita kontrol.
ka frekuensi signal yang baik dan sempurna, sehingga setiap client atau perangkat yang akan berkomunikasi dapat terhubung dalam jangkauan radio/Access Point ini.

G.    Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/MAC_address. diakses pada tanggal 12 Mey 2012
http://gap.web.id/2011/03/pengertian-ip-address/. diakses pada tanggal 12 Mey 2012

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar