Jumat, 29 Juli 2011

Router Static


A.   Definisi  Static Router
Suatu static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya. 
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang berskala kecil.


B.   Tabel Routing
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4.
1.    Destination
Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.

2.    Network Mask
Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.

3.    Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.

4.    Interface
Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.

5.    Metric
Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.









Berikut ini adalah contoh dari tabel routing (untuk Ipv4).

C.   Cara Kerja Routing Static
Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1.    Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
2.    Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
3.    Routing static digunakan untuk melewatkan paket data


D.   Membuat Tabel Routing Static
Berikut adalah contoh perintah route pada Windows NT.
Route [command] [Destination] mask [netmask] [gateway]
Route menerima empat opsi:
1.    add menambahkan route ke tabel
2.    delete menghapus route dari tabel
3.    change mengubah routing pada entri tabel
4.    print mencetak tabel routing
destination adalah parameter pilihan yang menyebutkan alamat jaringan tujuan yang akan disebutkan pada entri tabel routing.
mask adalah netmask dari destination.
gateway adalah parameter pilihan yang menentukan alamat IP dari gateway yang akan digunakan saat melakukan routing datagram ke tujuan.

E.    Kelebihan dan Kekurangan Router Static
1.    Keuntungan Static Route
a.    Static route lebih aman dibanding dynamic route
b.    Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.

2.    Kerugian
a.    Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual
Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual

Routing Dinamic


A.    Pengertian routing dinamic
Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada yang perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.

B.     Routing Protokol
Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan routerrouter untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing. Secara umum, dynamic routing protocol terbagi atas tiga kategori:
  1. Distance Vector
Distance vector berarti bahwa routing protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuan.
  1. Link-statez
Link-state merupakan routing protocol yang lebih modern dibanding distance vector.
  1. Hybrid
Kategori ini hadir setelah Cisco System membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP klasik yang bersifat open standar.


C.    Aktifitas Dynamic Router Protokol
1.      Automatic Network Discovery
Memelihara dan meng-update tabel routing- automatic network discovery.
2.       Maintaining routing tables
Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing.

D.    Kategori Protokol Routing
Ada dua kategori protokol routing yaitu Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol merupakan protokol routing yang menangani routing jaringan internet dalam suatu autonomous system. Exterior Gateway

E.     IP routing dinamic
Ada beberapa routing dinamic untuk IP,dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan :
1.       RIP
      RIP : Routing Information Protocol.  Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai  15 hop.

Rip terbagi 2  yaitu:
·          rip versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1 juga merupakan class pul routing.
·          rip versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi2 juga merupakan class list routing.

RIP memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: 
·         METRIC: Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
·         > Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah  loop pada jaringan.
·         Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur  classless routing.

2.      OSPF
OSPF : Open  Shortest Path First. Link state protocol—menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar.


3.      IGRP
IGRP: IGRP merupakan  distance vector  IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan  routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya.
4.      BGP

BGP : Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat  BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik.





F.     Kelebihan dan kekurangan dari contoh Routing dinamis
1. Routing Information Protocol (RIP)
* Kelebihan
RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
 * Kekurangan
Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
* Kelebihan
support = 255 hop count
 * Kekurangan
Jumlah Host terbatas
3.Open Shortest Path First (OSPF)
* Kelebihan
tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik
sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
 * Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit
4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
* Kelebihan
melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance
 * Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco
5. Border Gateway Protocol (BGP)
* Kelebihan
Sangat sederhana dalam instalasi
 * Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi